Persib yang merupakan singkatan
dari Persatuan Sepak Bola
Indonesia Bandung adalah
salah satu tim sepak bola Indonesia yang berasal dari Jawa Barat, khususnya wilayah Bandung. Catatan prestasi tim ini
relatif stabil di papan atas sepak bola Indonesia, sejak era Perserikatan sampai keLiga Indonesia masa kini.
Persib
Bandung
|
|
Nama lengkap
|
Persatuan Sepak
Bola
Indonesia Bandung
|
Julukan
|
Maung Bandung
Pangeran Biru
|
Didirikan
|
14 Maret 1933
|
Stadion
|
|
Direktur Jendral
|
|
Manajer
|
|
Pelatih
|
|
Liga
|
|
|
ke-1, Liga Super
Indonesia
|
Situs web
|
|
Kelompok suporter
|
|
|
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga
diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung
(PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal
14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat
melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian
memilih
Anwar
St. Pamoentjak sebagai
Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda,
Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun
1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian
Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada
tahun
1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di
final membalas kekalahan atas Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang
dimotori oleh orang-orang
Belanda yakni Voetbal Bond Bandung &
Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah-olah
Persib merupakan perkumpulan "kelas dua". VBBO sering mengejek
Persib. Maklumlah pertandingan-pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib
ketika itu sering dilakukan di pinggiran Bandung, seperti Tegallega dan
Ciroyom.
Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar
VBBO. Lokasi pertandingan memang di dalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih
bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota,
UNI dan
SIDOLIG.
Persib memenangkan "perang dingin" dan menjadi perkumpulan
sepak bola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang
tadinya bernaung di bawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan
Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi)
kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk
bertanding yakni
Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan
Lapangan SPARTA (kini
Stadion Siliwangi). Situasi ini
tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan
Jepang, kegiatan persepak bolaan yang dinaungi organisasi
dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung
melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa
vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang
menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk
begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti
dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi
Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali
menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk
tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada
Persib di
Tasikmalaya, Persib di
Sumedang, dan Persib di
Yogyakarta. Pada masa itu
prajurit-prajurit
Siliwangi hijrah
ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun
1948 Persib
kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya.
Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda
(NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari
kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha
menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib
didirikan kembali atas usaha antara lain,
dokter Musa, Munadi,
H. Alexa,
Rd. Sugeng dengan
Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu
perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat
nasionalisme. Untuk kepentingan
pengelolaan organisasi, dekade 1950-an ini pun mencatat kejadian penting. Pada
periode
1953-
1957 itulah Persib mengakhiri masa
pindah-pindah sekretariat. Wali Kota Bandung saat itu
R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di
Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya
R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang
sampai sekarang berada di
Jalan Gurame.
Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi
perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat
pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun
1961,
1986,
1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun
1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua
pada tahun
1950,
1959,
1966,
1983, dan
1985.
Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi
Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir
terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia
pertama pada tahun
1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing
berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan
dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi
juara setelah mengalahkan
Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh
Sutiono Lamso pada menit ke-76.
Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya
terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun
2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum
biru-biru ini berhasil bertahan di
Divisi Utama.
Sebagai tim yang dikenal baik, Persib juga dikenal sebagai klub yang
sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior.
Sederet nama seperti
Risnandar Soendoro,
Nandar Iskandar,
Adeng Hudaya,
Heri Kiswanto,
Ajat Sudrajat,
Yusuf Bachtiar,
Dadang Kurnia,
Robby Darwis,
Budiman,
Nur'alim,
Yaris Riyadi hingga generasi
Erik Setiawan dan
Eka Ramdani merupakan sebagian pemain timnas hasil
binaan Persib.Sampai saat ini Persib Bandung adalah tim Indonesia yang bisa di
bilang paling dibanggakan oleh Indonesia karena prestasi dan kemampuannya.
Stadion
dan Mess
Berdasarkan permasalahan itulah Pemerintah
Kota Bandung berencana membangun sarana olahraga
baru, termasuk stadion, di kawasan Gedebage. Stadion itu sendiri, yang
peletakan batu pertamanya dilakukan pada awal 2008, ini diproyeksikan untuk
menjadi
home-base Persib serta untuk menyelenggarakan
SEA Games tahun 2011. Stadion ini juga
direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010. Kontrak stadion yang
diberi nama
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ini diperoleh PT Adhi Karya Tbk
dengan nilai Rp495,945 miliar. Sayangnya, hingga detik ini Stadion GBLA masih
belum bisa menjadi home base resmi Persib, lantaran akses masuk stadion yang
belum siap. Manajemen pun tetap mempertahankan
Stadion
Si Jalak Harupat sebagai
home base dalam melakoni laga-laga resmi.
Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad
Yani. Stadion yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi
sejak tahun lalu. Kini di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan
rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat
tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan
Juli, diadakan rencana renovasi tahap kedua, yaitu merenovasi bagian depan
stadion yang sekarang ini hanya merupakan
ruko-ruko tempat
menjual pernak-pernik Persib. Rencana ini menimbulkan kerisauan bagi para
pedagang di sekitar Stadion Persib karena mereka tidak akan mendapat
penghasilan jika diwajibkan mengosongkan lahan bisnis mereka.
Sejak diresmikan, pernah terjadi kebocoran dan ambruk akibat pipa air
yang bocor. Belum lagi masalah rumput lapangan yang mengering. Atap ruang VIP di
mess itu sering dipakai. Akhir-akhir ini atap mess juga bocor akibat musim
hujan, sehingga menyebabkan licinnya lantai dan terganggunya aktivitas. Letak
Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian
juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para
bobotoh untuk masuk ke dalam
stadion.
Prestasi
Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi
sepak bola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun
1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh
pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan
PSM Makassar. Kompetisi sepak bola
Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia
kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga
kompetisi LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali
menorehkan catatan sebagai juara setelah pertandingan final mengalahkan
Petrokimia
Putra Gresik, dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak
oleh Sutiono. Persib juga merupakan salah satu klub Indonesia yang berhasil
mencapai babak perempat final
Liga
Champions Asia.
Nasional
Liga
·
Tahun 1994, Juara Perserikatan (5) (Edisi Terakhir Perserikatan
sebelum dilebur dengan GALATAMA)
Liga Indonesia
·
Tahun 1996, Penyisihan Grup C, Peringkat 3 Divisi
Barat
·
Tahun 1997, Penyisihan Grup B, Peringkat 1 Divisi
Tengah
·
Tahun 1998, Semifinalis
·
Tahun 1999, Peringkat 3 Grup B, Wilayah Barat
·
Tahun 2000, Peringkat 8 Wilayah Barat
·
Tahun 2002, Peringkat 8 Wilayah Barat
·
Tahun 2003, Peringkat 16 Liga Bank Mandiri
·
Tahun 2004, Peringkat 6 Liga Bank Mandiri
·
Tahun 2005, Peringkat 5 Wilayah Satu
·
Tahun 2006, Peringkat 12 Wilayah Satu
·
Tahun 2007, Peringkat 5 Wilayah Barat, Juara
Turnamen Paruh Musim "Laga Bintang" Liga Djarum melawan
Peringkat 1 Wilayah Timur
Liga Super Indonesia
Persib
Bandung & Prestasi
Liga Nasional
·
Perserikatan
·
Liga Indonesia/Liga
Super Indonesia
·
Runner-Up (0):
Piala Nasional
·
Piala Indonesia
·
Juara (0):
·
Runner-Up (0):
·
Inter Island Cup
·
Runner-Up (1): 2014
Turnamen Nasional
·
Siliwangi Cup
·
Soeratin Cup
·
Persija Cup
·
Kang Dada Cup
·
Celebes Cup
·
Jusuf Cup
·
Juara Cup
·
Piala Utama
·
Piala Walikota
Padang
Internasional
·
Pesta Sukan (Sultan
Brunei Cup)
·
Liga Champions Asia
·
Perempatfinal (1): 1995
Skuat
No.
|
Posisi
|
Pemain
|
Negara
|
78
|
|
|
|
3
|
|
|
|
6
|
|
|
|
7
|
|
|
|
8
|
|
|
|
10
|
|
|
|
17
|
|
|
|
12
|
|
|
|
13
|
|
|
|
15
|
|
|
|
16
|
|
|
|
18
|
|
|
|
22
|
|
|
|
23
|
|
|
|
24
|
|
|
|
28
|
|
|
|
1
|
|
|
|
82
|
|
|
|
4
|
|
|
|
11
|
|
|
|
99
|
|
|
|