1. Goa
Pindul
Gua Pindul adalah objek wisata berupa gua yang terletak
di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Gua Pindul
dikenal karena cara menyusuri gua yang dilakukan dengan menaiki ban pelampung di atas
aliran sungai bawah tanah di dalam gua, kegiatan ini dikenal dengan
istilah cave tubing.Aliran sungai bawah tanah
dimulai dari mulut gua sampai bagian akhir gua, di dalam gua terdapat bagian
sempit yang hanya bisa dilewati satu ban pelampung, sehingga biasanya wisatawan
akan bergantian satu per satu untuk melewati bagian ini.Panjang gua
Pindul adalah 350 meter dengan lebar 5
meter dan jarak permukaan air dengan atap gua 4 meter. Penelusuran gua
Pindul memakan waktu kurang lebih selama satu jam yang berakhir pada
sebuah dam. Aliran sungai
yang berada di dalam Gua Pindul berasal dari mata air Gedong Tujuh. Obyek wisata
Gua Pindul diresmikan pada 10 Oktober 2010.
Wisatawan yang akan melakukan cave tubingdilengkapi
dengan peralatan kelesamatan serta ban pelampung untuk menyusuri gua.
|
Selfie dipintu masuk menuju Goa :D |
Desa Bejiharjo terletak di kawasan pebukitan karst sehingga
didominasi oleh batuan. Gua Pindul
dapat dicapai dari kotaYogyakarta menggunakan
kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil melewati jalan Wonosari,
letaknya sekitar 7 km ke arah utara kota Wonosari, setelah memasuki Desa
Bejiharjo, perjalanan dilanjutkan mengikuti jalan aspal. Lokasi
sekretariat Gua Pindul berada di ujung jalan. Penulusuran di
dalam gua akan terdapat formasi bebatuan stalaktit, yaitu yaitu
sejenis mineral sekunder yang
menggantung di langit-langit gua kapur.Bahkan ada
stalaktit yang sudah tumbuh sampai bawah dan menjadi seperti pilar. Beberapa batuan
karst masih hidup dan meneteskan air. Gua Pindul
terbagi menjadi tiga zona, yaitu zona terang, remang dan gelap. Salah satu
bagian Gua Pindul terdapat tempat yang cukup lebar sehingga terlihat seperti
kolam dan terdapat celah yang cukup lebar tempat sinar matahari masuk. Celah ini juga
dapat dilalui sebagai jalur masuk dengan cara memasuki gua secara vertikal. Tempat wisata
sekitar Gua Pindul terdapat Gua Gelatik (gua kering), monumen peninggalan Jenderal Soedirman, serta situs
purbakala Sokoliman.
Legenda penamaan Gua Pindul yang dipercayai dan
dikisahkan turun temurun oleh masyarakat sekitar berasal
dari kisah perjalanan Joko Singlulung yang menelusuri hutan lebat, sungai,
hingga gua untuk mencari ayahnya.Saat sedang
menyusuri 7 gua yang memiliki aliran sungai di bawahnya, kepala Joko terbentur
sebuah batu sesar yang ada di dalam gua.Gua tempat Joko
terbentur tersebut dinamai Gua Pindul yang berasal dari kata dalam bahasa Jawa pipi gebendul
yang berarti pipi yang terbentur
2. Akademi
Angkatan Udara (AAU)
Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Udara di Yogyakarta, Indonesia. Akademi Angkatan Udara
mencetak Perwira TNI Angkatan Udara. Secara organisasi, Akademi Angkatan Udara
berada di dalam struktur organisasi TNI Angkatan Udara, yang dipimpin oleh seorang Gubernur Akademi Angkatan Udara.
Sistem
Pendidikan
Sistem Pendidikan di Akademi Angkatan Udara
menganut sistem Tri Tunggal Terpadu. Artinya sistem pendidikan yang
dilaksanakan meliputi kegiatan pengajaran, jasmani militer dan latihan serta
pengasuhan secara terpadu dengan satu tujuan yaitu menghasilkan perwira berpangkat
Letnan Dua yang mempunyai sifat "Tri Sakti Wiratama".
Sevron
Sevron adalah istilah tanda kepangkatan yang
dipergunakan oleh Para Karbol sebagai sarana menunjukkan identitas
hierarki, tingkat dan pangkat yang sedang disandang pada masa pendidikan di
AAU. Bila di antara Anda ada yang belum mengetahui arti dari beberapa atribut
seragam Karbol, berikut ini akan dijelaskan secara singkat :
·
Prajurit Karbol Tingkat I disingkat "PRAKAR" lama pendidikan 4 Bulan.
·
Kopral Karbol Tingkat I disingkat "KOPKAR" lama pendidikan 9 Bulan.
·
Sersan Karbol Tingkat II
disingkat "SERKAR" lama pendidikan 12 Bulan.
·
Sersan Mayor Dua Karbol Tingkat III
disingkat "SERMADAKAR" lama pendidikan 12 Bulan.
·
Sersan Mayor Satu Karbol Tingkat IV
disingkat "SERMATUKAR" lama pendidikan 12 Bulan.
Istilah
Karbol
"Karbol" adalah nama panggilan populer yang melekat
pada Laksamana Madya Udara Profesor Doktor Abdulrahman Saleh (almarhum). Sejak semasa dia masih mahasiswa
Kedokteran di "Geneeskundige Ilogeschool" Batavia (sekarang
"Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia"), dia dikenal sebagai
satu-satunya ahli ilmu "Faal" pada saat itu pada zaman jajahan
pemerintahan Hindia Belanda. Sebagai mahasiswa senior dia dikenal sebagai orang
yang menekuni radiotelegrafi. Bahkan pada zaman pendudukan pemerintah militer
Jepang, dia berhasil merakit stasiun radio amatir di asrama Salemba Jakarta. Stasiun radio ini
sangat berguna untuk para pejuang gerakan bawah tanah pemuda-pemuda Indonesia
selama 3,5 tahun pendudukan Jepang (antara lain para pemuda seperti Sutan Syahrir, Adam Malik dan kawan-kawan). Di samping itu dia juga
dikenal sebagai mahasiswa yang menekuni mesin-mesin mobil dan mesin-mesin
pabrik pada zaman Belanda pada waktu itu boleh dikatakan "Langka".
Segala sesuatu yang berkaitan dengan perlistrikan, baik dalam ilmu pengetahuan
maupun prakteknya dia kuasai. Secara fisik, Abdulrahman Saleh yang lahir pada 1 Juli 1909 di Kwitang, Jakarta Pusat, adalah seorang
Pemuda yang bertubuh tegap, tinggi, berbadan atletis, kulit sedikit gelap
dengan rambut keriting (ikal). Dikalangan para dosen (yang kebanyakan orang
Belanda) Abdulrachman Saleh dikenal karena otaknya yang cemerlang, inovatif
sekaligus kreatif. Meskipun ia adalah orang pribumi, namun pribadi nya tidak
kalah dengan mahasiswa lain yang kebanyakan orang Belanda.
Karena berbagai ciri keunggulan, salah
seorang dosennya yang orang Belanda sering memanggil Abdulrahman Saleh dengan sebutan Krullebol (Si Kriting yang
Cerdas).
Ide
dari Marsekal TNI (Purn) Saleh Basarah
Letnan Kolonel Udara Saleh Basarah yang pada tahun 1963 menjabat sebagai Perwira
Udara Wing Dik 001 merangkap anggota pelaksana proyek Akademi Angkatan Udara
mempuyai gagasan agar sebutan Karbol digunakan dilingkungan para Cadet Angkatan
Udara. Ide ini diilhami, ketika Letkol Udara Saleh Basarah mengikuti perjalanan muhibah dalam sebuah
misi pendidikan ke luar negeri pada tahun 1963 yang dilaksanakan ke beberapa
negara Eropa, Asia dan Amerika. Ketika berkunjung ke USAF (United Stated Air
Force) di Washington selama sepekan, Letkol Udara Saleh Basarah
mendengar panggilan "Mr.Doolly", "The Doolles", Doolly"
dikalangan Cadet. Setelah ditanyakan, ternyata itu panggilan yang diadopsi dari
seorang penerbang militer AS yang begitu hebat prestasinya General USAF James
H. "Jimmy" Doollitle. Setelah kembali ke Indonesia, Letkol Udara
Saleh Basarah tertarik dengan cara yang dilakukan oleh USAF Academy. Letkol
Udara Saleh Basarah pun ingat dengan tokoh idolanya yaitu Komodor Muda Udara
Prof.Dr.Abdulrahman Saleh yang punya sebutan Pak Karbol. Maka ia pun
mengusulkan kepada Komandan Komando Pendidikan TNI AU agar sebutan Karbol
digunakan untuk menyebut Kadet AU. Usul itupun diterima, tanpa melalui surat
keputusan apapun, akhirnya tahun 1963 panggilan Karbol langsung
disosialisasikan dikalangan Kadet AU melalui Senat Taruna dalam sebuah Apel
Pagi dilapangan Maguwo. Dan sejak tahun 1963 sebutan Karbol telah melekat pada
diri Taruna AAU.
Dengan sebutan Karbol untuk Taruna Akademi
TNI Angkatan Udara, diharapkan para Karbol dapat mencontoh kemampuan dia dalam
menekuni setiap materi ajaran dan latihan yang diberikan baik di kelas maupun
di lapangan, sehingga para Karbol dapat mahir dan terampil di bidang tugasnya.
Sejarah
Pada tanggal 1 Agustus 1921 Pemerintah Hindia Belanda membuka sekolah
penerbangan pertama di Indonesia yakni Sekolah
Penerbangan Kalijati di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Pada 1939 Sekolah
Penerbang digabung dengan Sekolah Pengintai di Lapangan Andir Bandung. Tanggal 1 Januari 1940, Sekolah Penerbang menjadi Penerbangan Militer (Militaire Luchvaart). Salah
satu instruktur sekolah ini adalah Letnan R. Suryadi Suryadarma, penerbang lulusan Militaire Academy di Breda, Belanda (Belakangan, setelah kemerdekaan Indonesia,
Suryadarma dinyatakan sebagai Bapak AURI dan sekaligus namanya diabadikan
sebagai nama pangkalan udara Kalijati). Pada tahun 1950, Pangkalan Udara Andir membuka Sekolah Penerbang Lanjutan (SPL).
Sejarah Akademi Angkatan Udara dimulai sejak
didirikannya Lembaga Pendidikan Perwira TNI AU di Maguwo, Yogyakarta, pada
tahun kemerdekaan RI. Akhir Desember 1945, Komodor Udara Suryadi Suryadarma
merencanakan pembentukan personel AU, yang kemudian diserahkan kepada Agustinus
Adisutjipto. Inilah embrio Akademi Angkatan Udara (AAU). Sat itu masih
menggunakan pesawat latih jenis cureng buatan 1933. Sejak 1966 nama AAU diubah
menjadi AKABRI Udara, dengan masa pendidikan 4-5 tahun. Pada masa itu, sistem
rekrutmen perwira militer sukarela melalui satu jalur komando, (Mako AKABRI),
dipimpin oleh Danjen AKABRI. Belakangan, masa tempuh pendidikan di AKABRI
dikembalikan ke 3 tahun dari sebelumnya 4 tahun. Namanya juga kembali ke
Akademi Angkatan Udara (AAU). AAU merupakan lembaga/penyelenggara pendidikan
militer sukarela setingkat akademi yang menghasilkan perwira-perwira karier TNI
AU berpangkat Letnan Dua. Perwira lulusan AAU diproyeksikan mampu mengemban
tugas sebagai Prajurit TNI AU dan terus mengembangkan kemampuannya sejalan
dengan perkembangan teknologi.
Sekolah
Penerbangan Kalijati
Pada tanggal 1 Agustus 1921 mulai dibuka
sekolah penerbangan pertama di Indonesia yang bertempat di Kalijati Subang,
Jawa Barat. Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 1940 diubah namanya menjadi
penerbangan militer (militaire luchvaart). Syarat untuk menjadi penerbang yaitu
harus lulusan militaire Academy Breda (Belanda), karena letnan Suryadi Suryadarma
adalah seorang lulusan akademi militer Breda, maka diterima menjadi penerbang
pengintai dan setelah lulus ditugaskan menjadi instruktur di sekolah penerbang
Kalijati. Dan akhirnya sekarang bapak R. Suryadi Suryadarma dinyatakan sebagai
Bapak Auri dan namanya dijadikan sebagai nama pangkalan udara Kalijati pada
tahun 2001.
Sekolah
Penerbangan Andir Bandung
Pada tahun 1939 Sekolah Penerbang digabungkan
dengan Sekolah Pengintai di Lapangan Andir Bandung. Dari sekolah penerbang
tersebut direkruit sebanyak 10 orang siswa, dimana 5 orang berhasil mencapai
taraf KMB (Kleine Militaire Brevet) yaitu antara lain Husein Sastranegara,
Sulistio dan H. Sujono, 2 orang mencapai GMB (Groote militaire Brevet) yaitu
Adi sutjipto dan SambudjoHurip dan 3 orang lagi grounded. Selanjutnya setelah
penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada Pemerintah RI, maka PAU Andir membuka
sekolah penerbang lanjutan (SPL) pada tahun 1950 dan hanya menghasilkan 3
angkatan, untuk angkatan pertama tahun 1950 sejumlah 10 penerbang militer dan 11
penerbang sipil, di antara penerbang militer tersebut Bapak Rusmin Nurjadin,
angkatan kedua lulus tahun 1952 sejumlah 16 penerbang antara lain Bapak Ashadi
tjahjadi, Sompil Basuki dan Suwoto Sukendar. Sedangkan angkatan ketiga sebanyak
8 orang antara lain Nurtanio dan Supadio.
Sekolah
Penerbangan di Maguwo Yogyakarta
Sejarah Akademi Angkatan Udara dimulai sejak
didirikannya Lembaga Pendidikan Pertama Perwira TNI AU di Maguwo Yogyakarta
pada zaman perang kemerdekaan RI pada Tahun 1945. Akhir bulan Desember 1945,
Komodor udara Suryadi Suryadarma merencanakan tugas pembentukkan personel
Angkatan Udara. Tugas ini kemudian diserahkan kepada Agustinus Adisutjipto.
Inilah Lembaga Pendidikan Angkatan Udara pertama yang merupakan embrio Akademi
Angkatan Udara dengan menggunakan pesawat latih jenis cureng buatan tahun 1933.
Gubernur
AAU
Berikut Daftar Gubernur Akademi Angkatan
Udara dari Masa ke Masa :
2.
Komodor Udara Sumitro 01-05-1966 s/d
10-08-1967
3.
Marsekal Pertama TNI A. Alamsyah 10-08-1967 s/d
30-12-1967
4.
Marsekal Pertama TNI Rusman 30-12-1967 s/d
08-01-1971
5.
Marsekal Pertama TNI Sumadi 08-01-1971 s/d
03-10-1973
6.
Marsekal Pertama TNI SCH. Lantang 03-10-1973 s/d
16-10-1975
7.
Marsekal Muda TNI Iskandar 16-10-1975 s/d
07-09-1978
8.
Marsekal Muda TNI Hartono 07-09-1978 s/d
13-10-1980
9.
Marsekal Muda TNI Soejitno 13-10-1980 s/d
17-05-1983
11.
Marsekal Muda TNI Suparman N. 20-03-1986 s/d
15-06-1987
12.
Marsekal Muda TNI Rukandi 15-06-1987 s/d
14-03-1989
14.
Marsekal Muda TNI Soedarwadi 26-09-1991 s/d
13-02-1993
16.
Marsekal Muda TNI Holki BK. 09-03-1995 s/d
22-03-1996
17.
Marsekal Muda TNI Gandhy NS. 22-03-1996 s/d
12-08-1997
18.
Marsekal Muda TNI Chappy
Hakim 12-08-1997
s/d 27-04-1999
20.
Marsekal Muda TNI Suprihadi 03-07-2000 s/d
02-03-2001
21.
Marsekal Muda TNI Herman
Prayitno, S.IP, MBA. 02-03-2001 s/d 23-07-2002
22.
Marsekal Muda TNI M.B. Sidehabi,
S.IP, MBA 23-07-2002 s/d 21-11-2002
23.
Marsekal Muda TNI Mardjono SW. 21-11-2003 s/d
13-04-2005
26.
Marsekal Muda TNI Imam
Sufaat, S. IP. 23-07-2007 s/d 11-07-2008
31.
Marsekal Muda TNI Tabri
Santoso, SIP 26-02-2013 sd 19-08-2014
32.
Marsekal Muda TNI Sugihardjo,
SE.,MM 19-08-2014 s/d 30-3-2015
33.
Marsekal Muda TNI Abdul Muis 30-3-2015 s/d
Sekarang
Adhi
Makayasa
Penghargaan tahunan kepada lulusan terbaik
dari setiap matra TNI dan Kepolisian.
3. Universitas Gadjah
Mada
Universitas Gadjah Mada disingkat UGM,
merupakan universitas negeri diIndonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik
Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
1949 tentang Peraturan Tentang Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi
Universiteit tanggal 16 Desember 1949.[1] Kampus UGM yang terletak di Yogyakarta tersebut merupakan universitas pertama yang didirikan olehPemerintah
Republik Indonesia setelah Indonesia merdeka.
Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya
memiliki enam fakultas, sekarang memiliki
18 Fakultas dan dua Sekolah yaitu Sekolah Vokasi dan Sekolah Pascasarjana
(dahulu bernama Program Pascasarjana), dan lebih dari 100 Program Studi untuk
S-2,S-3, dan Spesialis. Universitas Gadjah Mada berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta. Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas
Gadjah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau program studi.
Kegiatan Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat
Sejarah
Pembentukan
Ditilik dari sejarahnya, Universitas Gadjah
Mada merupakan penggabungan dan pendirian kembali dari berbagai balai
pendidikan, sekolah tinggi, perguruan tinggi yang ada diYogyakarta, Klaten dan Surakarta.
Sejak 4 Januari 1946 Soekarno dan Hatta memindahkan ibukota Republik Indonesia ke
Yogyakarta. Dengan maraknya pertempuran antara pejuang kemerdekaan dan Sekutu
serta NICA di Jakarta dan Bandung, maka Sekolah Tinggi
Teknik (STT) Bandung ikut pindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 17 Februari 1946, Sekolah Tinggi Teknik (STT)Bandung dihidupkan kembali di Yogyakarta dengan para
pengajarnya antara lain Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat.
Lembaga pendidikan lain yang berdiri pada
waktu yang hampir bersamaan adalah Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret
1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1946), Sekolah
Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Perguruan Tinggi Pertanian
(berdiri 27 September 1946) yang kesemuanya berada diKlaten, sekitar 20
kilometer dari Yogyakarta.
Institut Pasteur di Bandung sejak 1 September
1945, turut pula dipindahkan ke Klaten dengan laboratorium di Rumah Sakit Tegalyoso. Salah seorang yang berperan dalam
pemindahan ini adalah Prof. Dr. M. Sardjito yang kelak menjadi Rektor Universitas Gadjah
Mada yang pertama. Kehidupan kampus di Klaten semakin ramai dengan berdirinya
Fakultas Kedokteran Gigi pada awal 1948.
Pada awal Mei 1948, Kementerian Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan mendirikan Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta atas
usul Kementerian Dalam Negeri untuk mendidik calon-calon pegawai Departemen
Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan Departemen Penerangan. Akademi ini
awalnya dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H. Sayangnya akademi ini tidak
berumur panjang, setelah pemberontakan PKI Madiun meletus, September 1948, akademi ini
ditinggalkan para mahasiswanya yang ikut menumpas pemberontakan sehingga
akademi ini ditutup.
Selanjutnya pada 1 November 1948 didirikan Balai Pendidikan Ahli Hukum di Surakarta, sebagai hasil kerja
sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dengan Kementerian
Kehakiman. Bersamaan dengan itu Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di
Surakarta, yaitu Drs. Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H. di
Surakarta merencanakan mendirikan Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Demi efisiensi,
Panitia mengusulkan penggabungan Balai Pendidikan Ahli Hukum ke dalam Sekolah
Tinggi Hukum Negeri yang akhirnya disetujui dan disahkan oleh Peraturan Pemerintah
No. 73 tahun 1948.
Serangan Belanda ke ibukota Republik
Indonesia di Yogyakarta dalam rangka Agresi Militer Belanda II melumpuhkan semua kegiatan belajar mengajar
di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta dan semua perguruan tinggi tersebut
terpaksa ditutup dan para mahasiswa ikut berjuang.
Setelah serangan Belanda, wilayah Republik
Indonesia menjadi semakin sempit. Pada tanggal 20 Mei 1949, diadakan rapat
Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan Yogyakarta yang dipimpin oleh
Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir.
Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H.
Salah satu hasil rapat adalah pendirian perguruan kembali di wilayah republik
yang masih tersisa, yaitu Yogyakarta. Disepakati Prof. Ir. Wreksodhiningrat,
Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono
dan Prof. Dr. M. Sardjito akan berusaha keras mewujudkannya. Kesulitan
utama saat itu adalah tidak adanya ruangan untuk kuliah. Namun Sri Sultan
Hamengkubuwono IX bersedia meminjamkan ruangan keraton dan beberapa gedung di
sekitarnya.
Tanggal 1 November 1949, di Kompleks Peguruan Tinggi
Kadipaten, Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi,
Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini
dihadiri oleh Presiden Soekarno. Pada upacara
pembukaan diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang telah
gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu: Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, Ir. Notokoesoemo,
Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.
Tanggal 2 November 1949, Fakultas Teknik, Akademi Ilmu
Politik serta Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan yang berada di bawah
naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada ikut diresmikan.
Tanggal 3 Desember 1949 dibuka Fakultas Hukum di Yogyakarta dengan
pimpinan Prof. Drs. Notonagoro, S.H.. Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah
Tinggi Hukum Negeri Solo.
Akhirnya tanggal 19 Desember 1949, lahirlah Universitas Gadjah Mada
dengan enam fakultas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949, keenam
fakultas tersebut adalah:
1.
Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi
Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);
2.
Fakultas Kedokteran, yang di dalamnya
termasuk bagian Farmasi, bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru
bagian Kimia dan limu Hayat;
3.
Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi
Pertanian dan Kehutanan;
4.
Fakultas Kedokteran Hewan;
5.
Fakultas Hukum, yang di dalamnya termasuk
Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan
Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi;
6.
Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di
dalamnya termasuk Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra.
Sebagai Rektor yang pertama (Presiden)
ditetapkan Prof. Dr. M. Sardjito. Pada saat yang sama
juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Dewan Kurator UGM terdiri dari
Ketua Kehormatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, seorang wakil ketua dan anggota.
Perkembangan
Tahun 1952 Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah
dengan bagian ekonomi sehingga menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan
Politik HESP). Pada bulan September1952 Fakultas Pertanian ditambah dengan Bagian
Kehutanan, sehingga menjadi Fakultas Pertanian dan Kehutanan.
Sejak September 1955, beberapa fakultas dimekarkan menjadi
fakultas-fakultas baru, antara lain:
·
Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan
Farmasi menjadi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi.
·
Bagian Bakaloreat Biologi Fakultas Kedokteran,
Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Biologi.
·
Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik
dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan
Fakultas Sosial dan Politik.
·
Fakultas Sastra, Pedagogik dan Filsafat dipecah
menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Fakultas Ilmu
Pendidikan dan Fakulas Filsafat.
·
Tingkat pengajaran Bakaloreat Ilmu Pasti dan
Bakaloreat Ilmu Alam pada Bagian Sipil Fakultas Teknik dijadikan Fakultas Ilmu
Pasti dan Alam.
·
Fakultas Ilmu Pendidikan mempunyai dua bagian
yaitu Bagian Pendidikan dan Bagian Pendidikan Jasmani.
·
Fakultas Kedokteran Hewan diuubah namanya
menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Pada tahun 1960 Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi
dipisahkan menjadi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi.
Pada tahun 1962 Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu
Pendidikan ditingkatkan menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Fakultas ini
diserahkan pada Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan menjadi Sekolah Tinggi
Olah Raga (STO).
Untuk memberikan pendidikan umum yang kuat
bagi semua Fakultas, didirikan pula Fakultas Umum, dan digabungkan dengan
Fakultas Filsafat menjadi Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Pada
tahun 1961 Fakultas Filsafat dibubarkan dan pada tahun 1962 Fakultas Umum juga
dibubarkan. Sebagai penggantinya tahun 1963 didirikan Biro Penyelenggara
Kuliah-Kuliah khusus untuk melaksanakan tugas yang semula menjadi tugas
gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Namun pada tanggal 18 Agustus 1967 Fakultas Filsafat didirikan kembali dan pada
tahun 1969 Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus dimasukkan dalam Fakultas
Filsafat sebagai Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah Agama.
Pada tahun 1963 Bagian Kehutanan Fakultas Pertanian
ditingkatkan menjadi Fakultas Kehutanan, seksi teknologi dan seksi kultur
teknik menjadi Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun itu pula Jurusan
Geografi pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan ditingkatkan menjadi Fakultas
Geografi.
Jurusan Psikologi pada FIP menjadi Bagian
Psikologi yang kemudian pada tanggal 8 Januari 1965 menjadi Fakultas Psikologi.
Pada tahun 1969 Fakultas yang ke-18 lahir yaitu Fakultas
Peternakan yang merupakan peningkatan Bagian Peternakan Fakultas Kedokteran
Hewan dan Peternakan.
Semenjak tahun 1983 Universitas Gadjah Mada memiliki 18 Fakultas
Program Sarjana, dua Fakulas Program Diploma (Fakultas Non Gelar Ekonomi dan
Fakultas Non Gelar Teknologi) dan satu Fakultas Pascasarjana (Magister dan
Doktor). Awal tahun 1992 terjadi penyederhanaan jumlah fakultas,
Fakultas Pascasarjana diubah menjadi Program Pascasarjana, sedangkan Fakultas
Non Gelar Ekonomi diintegrasikan ke Fakultas Ekonomi dan Fakultas Non Gelar
Teknologi diintegrasikan ke Fakultas Teknik.[2]
Fakultas
Berikut ini adalah fakultas-fakultas dan
jurusan-jurusan yang ada di UGM. Jurusan adalah level terendah dari struktur
organisasi. Di bawah jurusan, terdapat program-program studi dalam berbagai
jenjang.
·
Fakultas Biologi
·
Jurusan Ilmu Ekonomi
·
Jurusan Manajemen
·
Jurusan Akuntansi
·
Fakultas Farmasi
·
Fakultas Filsafat
·
Fakultas Geografi
·
Jurusan Geografi dan Ilmu Lingkungan
·
Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh
·
Jurusan Pembangunan Wilayah
·
Fakultas Hukum
·
Fakultas Ilmu Budaya
·
Jurusan Pariwisata
·
Jurusan Antropologi
·
Jurusan Sastra Asia Barat
·
Jurusan Ilmu Sejarah
·
Jurusan Sastra Indonesia
·
Jurusan Sastra Inggris
·
Jurusan Sastra Jepang
·
Jurusan Bahasa Korea
·
Jurusan Sastra Nusantara
·
Jurusan Sastra Prancis
·
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
·
Jurusan Politik dan Pemerintahan (sebelum
tahun 2010 bernama Jurusan Ilmu Pemerintahan)
·
Jurusan Hubungan Internasional
·
Jurusan Manajemen & Kebijakan Publik
(sebelum tahun 2010 bernama Jurusan Ilmu Administrasi Negara)
·
Jurusan Komunikasi
·
Jurusan Sosiologi
·
Jurusan Pembangunan Sosial &
Kesejahteraan (sebelum tahun 2010 bernama Jurusan Sosiatri)
·
Fakultas Kedokteran
·
Jurusan Pendidikan Dokter
·
Jurusan Ilmu Keperawatan
·
Jurusan Gizi Kesehatan
·
Fakultas Kedokteran Gigi
·
Jurusan Pendidikan Dokter Gigi
·
Jurusan Ilmu Keperawatan Gigi
·
Fakultas Kedokteran Hewan
·
Fakultas Kehutanan
·
Jurusan Manajemen Hutan
·
Jurusan Budidaya Hutan
·
Jurusan Teknologi Hasil Hutan
·
Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan
·
Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam)
·
Jurusan Fisika
·
Jurusan Matematika
·
Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika
·
Fakultas Pertanian
·
Jurusan Budidaya Pertanian
·
Jurusan Perlindungan Tanaman
·
Jurusan Tanah
·
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
·
Jurusan Mikrobiologi Pertanian
·
Jurusan Perikanan
·
Fakultas Peternakan
·
Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak
·
Jurusan Produksi Ternak
·
Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan
·
Jurusan Teknologi Hasil Ternak
·
Fakultas Psikologi
·
Fakultas Teknik
·
Jurusan Arsitektur
·
Jurusan Teknik Fisika
·
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Tata Kota
·
Jurusan Teknik Geologi
·
Jurusan Teknik Geodesi Geomatika
·
Jurusan Teknik Mesin
·
Jurusan Teknik Nuklir
·
Jurusan Teknik Industri
·
Jurusan Teknik Kimia
·
Fakultas Teknologi Pertanian
·
Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
·
Jurusan Teknik Pertanian
·
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
·
Sekolah Vokasi
·
Komputer dan Sistem Informasi
·
Teknologi jaringan (D4)
·
Rekam Medis
·
Bidan Pendidik (D4)
·
Agroindustri
·
Pengelolaan Hutan
·
Kesehatan Hewan
·
Elektronika dan Instrumentasi
·
Metrologi dan Instrumentasi
·
Teknik Elektro
·
Teknik Mesin
·
Teknik Sipil
·
Teknik Geomatika
·
Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan
Jauh
·
Ekonomika Terapan
·
Akuntansi
·
Manajemen
·
Kearsipan
·
Bahasa Mandarin
·
Bahasa Korea
·
Bahasa Jepang
·
Bahasa Inggris
·
Bahasa Perancis
·
Kepariwisataan
Pusat
Studi
UGM memiliki 28 Pusat Studi yan memiliki
tugas utama melakukan kegiatan penelitian untuk mendukung kegiatan pendidikan
dan pengabdian masyarakat. Pusat-pusat studi tersebut adalah:
·
PS Sumber Daya Lahan
·
PS Kependudukan dan Kebijakan
·
PS Pedesaan dan Kawasan
·
PS Transportasi dan Logistik
·
PS Keamaanan dan Perdamaian
·
PS Bencana
·
PS Pariwisata
·
PS Ilmu Teknik
·
PS Jerman
·
PS Korea
·
PS Pangan dan Gizi
·
PS Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat
·
PS Sosial Asia Tenggara
·
PS Lingkungan Hidup
·
PS Pancasila
·
PS Wanita
·
PS Ekonomi dan Kebijakan Publik
·
PS Perencanaan Pembangunan Regional
·
PS Bioteknologi
·
PS Ekonomi Kerakyatan
·
PS Sumderdaya dan Teknologi Kelautan
·
PS Pengendalian Hayati
·
PS Kebudayaan
·
PS Asia Pasifik
·
PS Jepang
·
PS Argoekologi
·
PS Energi
·
PS Perdagangan Dunia
Rektor
Rektor UGM adalah Pimpinan Eksekutif
tertinggi Universitas Gadjah Mada yang dipilih oleh Senat Universitas dalam
suatu sidang Senat beranggotakan para Guru Besar dan wakil-wakil Fakultas di lingkungan UGM.
Calon-calon yang ada ditetapkan dan dipilih berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan dan disetujui oleh Majelis Wali Amanat yang merupakan lembaga legislatif UGM setelah
UGM resmi menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN)).
Aktivitas
Mahasiswa
Gelanggang Mahasiswa UGM adalah pusat
kegiatan untuk para mahasiswa di Yogyakarta. Hanya saja karena
letaknya berdekatan dengan Kampus UGM maka akhirnya identik dengan pusat
kegiatan bagi mahasiswa UGM saja. Gelanggang Mahasiswa UGM dibangun tahun 1970-an dan sempat menjadi sentra pergerakan bagi
para aktivis tahun 1970-an ketika Dewan Mahasiswa UGM dan Dewan Mahasiswa se-Yogyakarta masih
berkantor di gedung tersebut. Dari sejak berdiri hingga sekarang, Gelanggang
Mahasiswa UGM telah menghasilkan belasan ribu aktivis kegiatan kemahasiswaan.
Antara 1980 hingga 1990, Gelanggang Mahasiswa
dipergunakan oleh sekretariat organ-organ eks Dewan Mahasiswa yang kini berdiri
sendiri-sendiri dengan nama Unit Kegiatan Mahasiswa. Unit-unit Olahraga, Kesenian dan
berbagai unit khusus Dewan Mahasiswa tetap eksis menggunakan berbagai fasilitas
di gedung tersebut. Termasuk juga Unit Kerohanian Islam Jamaah Shalahuddin UGM yang setiap bulan Ramadhan menyulap gedung
tersebut menjadi Masjid Kampus dan Unit Kerohanian Kristen (UKK) sebagai
wadah bagi mahasiswa yang beragama Kristen.
Pada tanggal 13 Mei 1985, Unit Kesehatan
Mahasiswa UGM yang biasa disebut sebagai UKESMA mulai dirintis. Unit kesehatan mahasiswa yang
dulunya bernama PPPK UGM ini bergerak di bidang sosiomedis. Pada tanggal 31
Maret 1991 resmi berdiri sebuah kegiatan mahasiswa yang baru yaitu UKM FOTOGRAFI, Unit yang sekarang
lebih dikenal dengan sebutan UFO dan mempunyai ruang di sebelah timur kantin
Cafetaria dan bertetangga dengan UKM PRAMUKA. UKM PRAMUKA sendiri merupakan salah satu unit kegiatan
pramuka tingkat universitas yang tertua di Indonesia, berdiri sejak 1981, dan
banyak menjadi contoh bagi unit-unit pramuka tingkat universitas lainnya. Pada
tahun 2004 dibentuk pula sebuah UKM pertama yang bergerak di penelitian dan
pengkajian yang dinamakan Unit Penalaran Ilmiah Interdisipliner (UPI
Interdisipliner) yang menaungi kegiatan ilmiah bagi para mahasiswa di lingkup
UGM.
Organisasi
mahasiswa
Senat Mahasiswa
Senat Mahasiswa UGM adalah lembaga sentral
kemahasiswaan yang dibentuk pada tahun 1990 dengan semangat penyelenggaraan pemerintahan
ala mahasiswa (Student Government). Dalam konteks ini Senat Mahasiswa
adalah salah satu organ dari Badan Keluarga Mahasiswa UGM, dan berfungsi
sebagai lembaga legislatif dengan kepengurusan kolektif.
Untuk pertama kalinya Senat Mahasiswa UGM
dibentuk pada tahun 1990. Saat itu, anggota Senat Mahasiswa termasuk Pengurus
terdiri dari 54 orang, masing-masing dua orang dari tiap-tiap fakultas dan 14
orang mewakili Unit Kegiatan Mahasiswa. Sejarah pembentukan Senat Mahasiswa UGM
ini cukup menarik untuk diikuti dan merupakan bagian dari sejarah Gerakan Mahasiswa UGM Pasca NKK/BKK.
Kepengurusan Senat Mahasiswa UGM pada tahun
1990 terdiri dari Seorang Ketua Umum, Seorang Sekretaris Jenderal, Lima Ketua
Komisi dan Lima Wakil Ketua Komisi. Presidium SM UGM terdiri dari Ketua Umum,
Sekjen, dan Lima Ketua Komisi.
Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan
dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Senat Mahasiswa UGM (BP SMUGM) yang berfungsi
sebagai lembaga eksekutif. Kepengurusannya ditunjuk dan dipilih dari sebagian
anggota Senat Mahasiswa UGM. Pada generasi/Angkatan II istilah BP SMUGM diganti
menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa UGM.
Satu Bumi
logo satu
bumi
Satu Bumi (Solidaritas Teknik Untuk Bumi) merupakan organisasi mahasiswa penggiat
kegiatan alam bebas dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Organisasi pecinta
alam ini (biasa disebut Mapala) merupakan salah satu komunitas mapala terbesar
di Universitas Gadjah Mada dan berdiri sejak tanggal 27 April 2000.
Pada tahun 2000, Magmagama (mapala Fakultas
Geologi UGM]) mengadakan lomba lintas alam, bernama GEOWISATA di daerah Parangkusumo, Parangtritis. Lomba ini diikuti
oleh mapala se-Indonesia, tak terkecuali mapala-mapala jurusan di Fakultas
Teknik UGM sendiri. Pada saat lomba tersebut, tercetuslah wacana bagaimana kalo
di Fakultas Teknik UGM di dirikan semacam kesekretariatan bersama (sekber)
mapala, untuk menyatukan mapala jurusan yang terkesan berdiri sendiri-sendiri,
padahal masih berada dalam satu lingkup kampus Fakultas Teknik(FT).
Kemudian pada akhir bulan April diadakan
pertemuan untuk menindaklanjuti wacana di atas. Pertemuan ini diikuti oleh
anggota mapala-mapala jurusan di FT UGM. Akhirnya tercetuslah nama Satu Bumi,
singkatan dari Solidaritas Teknik Untuk Bumi, sebagai nama resmi sekber mapala
fakultas Teknik UGM . Tanggal pertemuan tersebut diadakan menjadi tanggal
berdirinya Satu Bumi yaitu 27 april 2000.
Mulanya Satu Bumi masih berada di bawah
naungan salah satu departemen Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), yaitu departemen minat dan bakat. Lalu
pada bulan April 2002 satu bumi mengadakan rapat umum pertama, guna merumuskan
bentuk organisasi yang lebih tepat. Lalu dihasilkan beberapa keputusan yaitu
perubahan dari sekber menjadiBadan Semi Otonom (BSO), pembuatan dan penetapan
Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), status keanggotaan satu bumi,
dan bentuk organisasi. Salah satu hasil keputusan terpenting adalah bahwa satu
bumi merupakan suatu wadah organisasi yang berkecimpung di dunia kepencintaan
alam dan statusnya lepas dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Akhirnya sejak tahun 2002 tersebut Satu Bumi resmi menjadi Badan
Semi Otonom dan lepas dari BEM serta memiliki ruang kesekretariatan sendiri.
Peringkat
Dunia
Ranking 250 tingkat dunia versi THES (Timer
HIgher Education-Qs World University), 2009
·
Peringkat 1 di Indonesia versi AIPT BAN-PT
2014
·
Peringkat 1 di Indonesia, 5 di Asia Tenggara,
414 dunia versi Webometrics (2014)
·
Universitas Gadjah Mada merupakan Universitas
dengan Sistem Penjaminan Mutu Terbaik di ASEAN bersama dengan National University
of Singapore dan Chulalongkorn University.
·
Beberapa Jurusan di UGM telah mendapatkan
akreditasi internasional bergengsi dengan predikat A dan UGM menjadi
universitas pertama di Indonesia yang meraih akreditasi bergengsi tersebut
KAGAMA
(Keluarga Alumni Gadjah Mada)
Gagasan membentuk organisasi persatuan para
alumnus UGM timbul tahun 1956. Pada tahun ini mulai
terselenggara berbagai pertemuan yang dilakukan alumni dari berbagai fakultas.
Dalam peringatan Dies Natalis UGM tahun 1958 Ir. Suwarno (alm.) didesak Panitia
Dies Natalis Dewan Mahasiswa UGM untuk mengambil inisiatif pertama
menyelenggarakan musyawarah para alumnus UGM pertama dari berbagai kota tanggal
18 Desember 1958 di Yogyakarta. Dari musyawarah ini
lahirlah organisasi "Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada"
disingkat KAGAMA.
MUNAS X KAGAMA diselenggarakan pada bulan
Juli 2005 di Hotel Borobudur Jakarta, terpilih sebagai
Ketua Umum : Dr.Ir. Djoko
Kirmanto, Dipl.,HE dan Wakil Ketum. Ir.
Airlangga Hartarto, MT., dengan Sekretaris Umum : Ir. A. Hamid Dipopramono
dan Bendahara Umum : Ir. A. Sutjipto.
Hingga UGM menapak usia 50 tahun, yang
merupakan Tahun Emas UGM, KAGAMA ikut menyemarakkan dengan berbagai
kegiatan sesuai dengan komitmen KAGAMA. untuk selalu memperhatikan masyarakat
sekitar yang kurang beruntung, dengan mengadakan penyuluhan kesehatan terpadu,
penyuluhan masyarakat dalam berbagai bidang, khitanan massal, aksi donor darah,
ziarah dan kunjungan tokoh/janda tokoh UGM.
4. Jejamuran
Yogyakarta, disamping terkenal sebagai kota pendidikan
dan budaya, ia juga telah menjadi sentra kuliner nusantara dengan ribuan jenis
kuliner unik dan lezat. Namun terus akan berkembang, seiring dengan lajunya
perkembangan masyarakat sosial di daerah tersebut.
Aneka jenis makanan lezat hasil olahan dari jamur.
Memasuki hari ketiga perjalanan Tim 3 Kompasiana
Blog Trip Jejak Para Riser, bersama Bapak Ludovicus Giri Key Account Head
Datsun Area DIY Yogyakarta, serta seluruh rombongan Tim Jejak Para Riser,
berkesempatan untuk mencicipi langsung kuliner unik kota Gudeg tersebut, dalam
sebuah acara jamauan makan siang bersama, di restoran Jejamuran.
Di restoran Jejamuran, semua menu makanan diolah
dengan menggunakan jamur segar sebagai bahan dasarnya. Akan tetapi dengan harga
yang sangat terjangkau oleh publik. Karena keistimewaan itulah, restoran yang
terletak di Jl. Magelang No. 10 Yogyakarta ini, selalu dipadati pengunjung, dan
ibu-ibu PKK yang ingin belajar teknis budidaya jamur disana.
Restoran Jejamuran, sebagaimana umumnya resto
tanah air, menawarkan aneka masakan tradisional daerah, tapi dengan berbahan
baku jamur. Seperti; tongseng jamur, rendang jamur, asam manis jamur, pepes
jamur, sate jamur, sup jamur kuah bening, dan sup krim jamur yang berisi
campuran bahan-bahan jagung, kacang polong, roti panggang dan tentunya jamur.
Disamping aneka minuman dan juice yang juga menggunakan beberapa bahan baku
jamur.
Pembibitan dan budidaya aneka jenis jamur di
Jejamuran. (foto: albaddal)
Adapun tipe jamur yang digunakan sebagai bahan
baku makanan, terdiri dari berbagai jenis jamur berkualitas. Seperti jamur
tiram (pleorotus ostreatus), jamur merang (volvariella volvacea), jamur
shiitake (lentinula edodes), jamur kancing (agaricus bisporus), jamur lingzhi
dll.
Salah satu menu favorit di resto Jejamuran
adalah Sate Jamur. Dengan tekstur daging jamur yang lembut serta kenyal,
dicampuri bumbu kacang halus dan kecap, seakan memberi sensasi tersendiri saat
menikmatinya. Apalagi jika ngebahas soal rasa, dijamin tidak akan kalah dengan
rasa sate daging kambing atau ayam. Begitu pula jika dilihat dari sisi
kesehatan, semua masakan jamur yang ditawarkan adalah bebas kolesterol. Jamur,
juga mengandung zat anti oksidan tinggi, sudah pasti sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh manusia.
Menurut informasi dari salah seorang staf
Restoran Jejamuran, resto tersebut tidak hanya fokus kepada usaha restoran
saja. Bahkan awalnya mereka sudah terlebih dahulu bergerak di bidang pembibitan
dan budidaya aneka jenis jamur sejak tahun 1997. Oleh karena itu, di bagian
belakang Restoran Jejamuran, juga disediakan area display aneka jenis jamur
siap panen, supaya dapat disaksikan langsung oleh pengunjung.
Bahkan, mereka telah menyiapkan seorang penyuluh
ahli jamur di area display tersebut. Untuk memberikan tutorial singkat sekitar
teknis pembibitan dan budidaya jamur, kepada siapa saja yang berminat dari para
pengunjung restoran setiap harinya.
Tidak jarang, banyak ibu-ibu PKK serta anak-anak
murid sekolah setempat datang bersama guru mereka, guna mendapatkan tutorial
singkat tentang teknis pembibitan dan budidaya jamur di Jejamuran. Semua itu
diberikan dengan gratis alias tanpa dipungut biaya sedikitpun.
5. Batik
Jogja
Batik merupakan bagian dari budaya yang dimiliki orang
jawa. Khusus di daerah Yogyakarta mempunyai berbagai macam variasi batik
tersendiri. nah berikut ini kami akan memberikan informasi mengenai berbagai
macam motif batik yogyakarta :
1. Motif Ceplok, Grompol
Motif batik Ceplok ini mencakup berbagai macam desain geometris, biasanya
didasarkan pada mawar melingkar, bintang atau bentuk kecil lainnya, membentuk
pola simetris keseluruhan pada kain. Berikut ini adalah gambar motif batik
Ceplok:
2. Motif batik Kawung
Motif batik kawung ini dikenal dengan motif batik tertua, dulunya disediakan
untuk keluarga kerajaan. Motif kawung ini merupakan penampang buah aren
kelapadan beberapa mengatakan salib di antara empat oval mengacu pada sumber
energi universal. Nah langsung saja berikut ini adalah gambar motif batik
Kawung khas yogyakarta :
3. Motif batik Parang
Motif batik parang dikenal familiar sebagai pola pedang atau keris oleh orang
luar. panggilan jawa motif lidah api, biasa juga disebut motif parang lidah
api. Motif parang dibedakan lagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Parang Rusak
parang rusak sendiri diartikan sebagai pertarungan antara manusia melawan
kejahatan dengan cara mengendalikan keinginan mereka sehingga mereka menjadi
mulia, bijaksana dan akan menang.
b. Parang barong
parang barong pada jaman dahulu hanya dipakai oleh raja dan dianggap sebagai
pola yang suci. Arti motif sendiri suapa sang raja menjadi hati-hati dalam
menjaga dirinya sendiri sehingga dia akan menjadi seorang penguasa yang jujur,
adil dan juga bertanggung jawab terhadap rakyatnya. berikut ini adalah motif
batik parang khas yogyakarta :
4. Motif Batik Lereng
Design motif batik lereng adalah baris diagonal pola di
antara motif parang, banyak ditemukan untuk polanya hanya deretan garis
diagonal sempit penuh dengan seluruh array pola kecil. Merupakan salah satu
pola lama disediakan untuk keluarga istana kerajaan. Berikut ini adalah gambar
untuk Motif batik lereng :
5. Motif batik Nitik
Motif batik nitik sendiri terkenal dengan motif
batik tertua karena dulunya terinspirasi oleh kain tenun dengan patola yang
dibawa oleh para pedagang gujarat dari india. dengan design titik titik serta
geometri. Dulunya biasanya dipakai oleh orang tua dari pasangan pernikahan
orang truntum. berikut ini adalah gambar motif batik Nitik yogyakarta :
6. Motif batik Semen
Semen, diartikan sebagai tumbuh. Polanya terinspirasi
oleh alam, hal itu ditunjukkan dengan gaya daun, gunung, hewan, biasa digunakan
pada acara umum, serta masyarakat umumnya juga biasa memakai dalam
kesehariannya, berikut ini adalah gambar motif batik semen khas yogyakarta :
Batik merupakan salah satu
warisan budaya bangsa Indonesia. Setiap batik mempunyai corak dan ciri
khas yang berbeda. Beda kota, beda juga ciri khas batiknya. Berikut ini yang
membedakan.
Batik
Yogyakarta
Batik Yogya biasanya berlatar putih, mempertahankan motif gaya
keraton yang baku, seperti parang, kawung, dan sebagainya.
Batik Surakarta
Batik Surakarta berlatar hitam atau gelap, mempertahankan motif gaya
keraton yang baku, seperti parang, kawung, dan sebagainya.
Batik Pekalongan dan
pesisiran
Batik berlatar warna cerah mencolok. Motif batik kecil-kecil dengan
jarak yang rapat sehingga berbeda dengan batik Sragen.
Batik Sragen
Untuk batik Sragen lebih kaya dengan ornamen flora dan fauna, terkadang
dikombinasi dengan motif baku. Jadilah, motif tumbuhan atau
hewan yang disusupi motif baku, seperti parang, sidoluhur, dan lain sebagainya.
Guratan motif batik Sragen dewasa ini cenderung menyiratkan makna
secara tegas, lebih lugas daripada corak Yogyakarta dan Surakarta.
6. Pabrik
Gula Madukismo
Mengunjungi Pabrik Gula Madukismo, anda akan merasakan
nuansa awal era industri. Sebuah bangunan besar berusia tua dengan halaman
luas, mesin-mesin kuno serta rel-rel kereta yang menjadi jalan kereta
pengangkut tebu akan menyapa dan menguatkan kesan itu. Pabrik ini menawarkan
kenikmatan berwisata yang berbeda dengan tempat lainnya. Seluruhnya dikemas
dalam Paket Agrowisata Madukismo, anda bisa menikmatinya dengan mendaftar dulu
sebagai peserta wisata jauh hari sebelumnya karena paket wisata ini tak bisa
dinikmati setiap saat.
Begitu sampai, anda akan disambut di Gedung Madu
Chandya yang terletak tak jauh dari areal pabrik. Anda akan mendapat penjelasan
tentang proses pembuatan gula dari tebu dan pembuatan spiritus dari hasil
samping produksi gula. Sedikitnya, penjelasan yang diberikan akan membantu anda
menikmati proses produksi di dalam pabrik. Tak perlu merasa bosan karena
penjelasan dikemas secara audio visual sehingga menarik untuk disaksikan.
Perjalanan menggunakan kereta api tua bisa dinikmati
usai mendapat penjelasan tentang proses produksi. Anda bisa merasakan nuansa
perjalanan dengan kereta pada masa lampau ketika berada di dalam gerbong yang
ditarik oleh lokomotif tua bermesin diesel buatan Jerman. Dengan kereta itu,
anda akan diantar dari Madu Chandya menuju areal pabrik melewati rel-rel tua
dan perkebunan yang ada di dekat pabrik.
Begitu turun dari kereta, anda akan menuju lokasi
Pabrik Gula Madukismo. Jika datang pada bulan Mei - September, anda bisa
menyaksikan proses produksi gula secara langsung. Produksi gula melewati tahap
pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula, pemurnian nira dengan sulfitasi,
penguapan nira, kristalisasi, puteran gula, dan pengemasan. Sambil mencermati proses
produksinya, anda juga bisa melihat mesin-mesin tua yang menjadi alat produksi
di pabrik ini.
Keluar dari lokasi produksi gula, anda akan menuju
Pabrik Spiritus Madukismo yang terletak di sebelah barat pabrik gula. Di pabrik
yang berdiri di pada tahun yang sama dengan pabrik gula ini, anda juga bisa
melihat seluruh proses produksi spiritus yang meliputi tahap pengenceran bahan
baku, peragian atau fermentasi dan penyulingan. Spiritus dan produk alkohol
lainnya yang dihasilkan oleh pabrik ini diolah dari tetes tebu, hasil samping
produksi gula.
Meski paket wisata telah usai sehabis mengunjungi
pabrik spiritus, anda tak perlu terburu-buru pulang. Masih banyak objek menarik
lainnya yang perlu dinikmati, misalnya dengan berkeliling ke wilayah di sekitar
pabrik. Anda bisa melakukan napak tilas melewati rel-rel kereta yang dulu
digunakan untuk mengangkut tebu dari desa-desa di wilayah Bantul ke lokasi
pabrik sambil melihat pemandangan sawah yang hijau. Di wilayah sebelah timur
pabrik, anda juga bisa menemui gerbong-gerbong pengangkut tebu yang kini juga
sudah tidak terpakai.
Besi-besi bekas dari lokasi pabrik ini pernah diangkut
ke Thailand untuk membangun Jembatan Sungai Kwai, jembatan penghubung Thailand
dan Burma yang merupakan lokasi pertempuran seru pada masa Perang Dunia ke 2
dan pernah diangkat dalam film The Bridge of the River Kwai yang
memenangkan 7 Oscar pada tahun 1957, termasuk Best Movie. Kini, jembatan yang
dibangun dari besi-besi bekas di Madukismo menjadi salah satu objek wisata
ziarah andalan Thailand karena mengingatkan tragedi penyerbuan oleh Sekutu dan
para pekerja romusa.
Jika datang pada awal masa penggilingan tebu (Mei -
September), anda dapat menyaksikan ritual cembenganyang diadakan
oleh warga sekitar dan karyawan pabrik. Ritual tersebut bertujuan memohon
berkat agar proses penggilingan dapat berlangsung dengan lancar. Selama ritual
itu berlangsung, anda bisa menyaksikan kirab tebu temanten dan penggilingan
pertama, kesenian jathilan, pasar rakyat, penanaman kepala kerbau dan sapi, sesajian,
pembacaan ayat-ayat suci Alquran.dan pagelaran wayang kulit selama semalam
suntuk. Selesai mengunjungi pabrik ini, anda bisa langsung menuju Desa Wisata
Kasongan yang terletak beberapa kilometer ke arah selatan pabrik.
7. Universitas
Muhamadyah Yogyakarta
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta adalah salah satu perguruan tinggi
di Yogyakarta yang
beralamat di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terakreditasi "A" dengan
SK BAN PT No.061/SK/BAN-PT/Ak-IV/PT/II/2013.[1]
Peningkatan kualitas
SDM pengelola mendapat prioritas utama dalam pengembangan UMY. Oleh karena itu,
setiap tahun UMY mengirimkan sekitar 20 hingga 30 tenaga pengajar untuk
mengikuti studi lanjut, S2 dan S3, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sejarah
Niat untuk mendirikan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) telah ada sejak lama. Prof. Dr. Kahar
Muzakkir dalam berbagai kesempatan melemparkan gagasan perlu didirikannya
Universitas Muhammadiyah. Ketika Pimpinan Pusat MuhammadiyahMajelis
Pengajaran meresmikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1960, secara
eksplisit piagam pendiriannya mencantumkan FKIP sebagai bagian dari Universitas
Muhammadiyah. Barulah pada bulan Maret 1981, melalui perjuangan yang keras
beberapa aktivis Muhammadiyah seperti Drs. H. Mustafa Kamal Pasha, Drs. M.
Alfian Darmawam, Hoemam Zainal, S.H., Brigjen. TNI. (Purn.) Drs. H. Bakri
Syahid, K.H.Ahmad Azhar Basir, M.A., Ir.H.M.Dasron Hamid, M.Sc., H.M. Daim
Saleh, Prof.
Dr. H. Amien Rais, M.A., H.M.H. Mawardi, Drs. H. Hasan Basri, Drs.
H. Abdul Rosyad Sholeh, Zuber Kohari, Ir. H. Basit Wahid,H Tubin Sakiman yang
gigih mencari Mahasiswa serta didukung oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
saat itu, K.H. A. R. Fakhrudin dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY H.
Mukhlas Abror, secara resmi didirikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang
kemudian berkembang hingga saat ini.
Pada awal berdirinya, rektor
UMY dipercayakan kepada Brigjen. TNI (Purn) Drs. H. Bakri Syahid, yang saat itu
sudah selesai masa tugasnya sebagai Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Rektor periode berikutnya dipercayakan kepada Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc.
Akan tetapi karena proses permintaan izin menteri belum selesai, maka ditunjuk
seorang sesepuh Muhammadiyah, H. M. H Mawardi, menjadi rektor.
Setelah turun izin menteri, ditetapkan Prof. Dr. H. Bambang Cipto, M.A. sebagai
rektor UMY.
Tujuan
Tujuan Umum
Terwujudnya sarjana muslim yang
berakhlak mulia, cakap, percaya diri, mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta berguna bagi umat, bangsa dan kemanusiaan
Tujuan Khusus
·
Menguasai, mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dijiwai oleh nilai kemanusiaan, akhlakul karimah dan etika yang
bersumber pada ajaran Islam serta memupuk keIkhlasan, melaksanakan amar ma’ruf
nahi munkar yang relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa;
·
Melaksanakan program pendidikan Ahli Madya, Sarjana,
Pascasarjana dan Profesi yang menghasilkan lulusan yang memenuhi kebutuhan
dunia kerja baik nasional maupun internasional
·
Menghasilkan penelitian dan karya Ilmiah yang menjadi rujukan
pada tingkat nasional dan internasional;
·
Mengembangkan kehidupan masyarakat akademik yang ditopang oleh nilai-nilai
Islam yang menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kejujuran, kesungguhan dan
tanggap terhadap perubahan;
·
Menciptakan iklim akademik/academic atmosphere yang dapat
menumbuhkan pemikiran-pemikiran terbuka, kritis-konstruktif dan inovatif;
·
Menyediakan sistem layanan yang memuaskan bagi pemangku
kepentingan/ stakeholders;
·
Menyediakan sumberdaya dan potensi universitas yang dapat
diakses oleh perguruan tinggi, lembaga-lembaga pemerintah swasta, industri, dan
masyarakat luas untuk mendukung upaya-upaya pengembangan bidang agama Islam,
sosial, ekonomi, politik, hukum, teknologi, kesehatan dan budaya di Indonesia;
·
Mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai institusi
nasional maupun internasional untuk memajukan pendidikan, penelitian, manajemen
dan pelayanan;
·
Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas kepribadian dan
moralitas yang islami dalam konteks kehidupan individual maupun sosial.
Pimpinan
Universitas
·
REKTOR
Prof.
Dr. H. Bambang Cipto, M.A.
·
WAKIL REKTOR I
Dr. Ir.
H. Gunawan Budiyanto, M.P.
·
WAKIL REKTOR II
Dr. H.
Suryo Pratolo, M.Si., Akt.
·
WAKIL REKTOR III
Sri
Atmaja P. Rosyidi, Ph.D., P.Eng.
Badan Pelaksana Harian
·
Ketua : Drs. H. A. Rosyad Sholeh
·
Sekretaris : Ir. H. Dasron Hamid, M.Sc.
·
Wakil Sekretaris : Drs. H. Sugito, M. Si
·
Bendahara : H.M. Rossil B. Saleh, M. BA (almarhum, belum
di ganti)
·
Wakil Bendahara : Ir. Ahmad Syauqi Suratno, MM
·
Anggota : Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A
·
Anggota : Drs. H. M. Asrori Ma’ruf, M. Pd
Senat
·
Ketua Senat Universitas : Prof. Dr. H. Bambang Cipto, M.A.
·
Sekretaris Senat Universitas : Dr.Eng. Agus Setyo Muntohar,
M.Eng.Sc.
Penjaminan Mutu Universitas
·
Kepala Badan Penjaminan Mutu : Dra. Mutia Hariati Hussin, M.Si
Kepala Biro
·
Kepala Biro Akademik : Drs. Bambang Rahmanto,
·
Kepala biro Sumber Daya Manusia : Drs. Gita Danupranata,
MM
·
Kepala Biro Keuangan : Dra. Arum Indrasari, Akt, M.Buss
·
Kepala Biro Pengelolaan Aset : Surya Budi Lesmana, ST, MT
·
Kepala Biro Umum : Solahuddin Fatkhur, S.Ag
·
Kepala Biro Kemahasiswaan, Alumni : M. Haris Aulawy, SH,
MHum
·
Kepala Biro Penerimaan Mhs. Baru : Dr. Siti Dyah
Handayani, M.M.
·
Kepala Biro Humas dan Protokol : Ratih Herningtyas, S.IP.,
M.A
·
Kepala Biro Hukum : Wiratmanto S.H., M.Hum
·
Kepala Biro Sistem Informasi : Ir. Eko Prasetyo, M. Eng
·
Kepala Biro Kerjasama : Indira Prabasari, Ph.D
Lembaga
·
Kepala Sekretariat Universitas : Dedik Haryono, S.H.
·
Kepala Lembaga Pengembangan Penelitian: Dr. H. Mukti Fajar Nur
Dewata, S.H., M.Hum.
·
Kepala Lembaga Pengk. Pengamalan Islam: Syakir Jamaluddin, S.Ag,
M.Ag
·
Kepala UPT Perpustakaan : Drs. Lassa., M.Si.
·
Kepala UPT Pusat Pelatihan Bahasa : Jati Suryanto, S.Pd., M.A.
·
Kepala Unires/Asrama : Ghoffar Ismail, S.Ag, MAg
Pascasarjana
·
Direktur Program Pascasarjana : Dr. Achmad Nurmandi
·
Ketua Program Doktor : Dr. H. Muhammad Anis, MA
·
Ketua Program Magister Manajemen : Prof. Dr. Heru Kurnianto
Tjahjono, M.M.
·
Ketua Program Magister Studi Islam : Drs. Abdul Majid, M. Ag
Dekan Fakultas
·
Dekan Fakultas
Agama Islam : Dr. Mahli
Zainudin Tago, M.Si.
·
Dekan Fakultas
Ekonomi : Dr. Nano
Prawoto, M.Si.
·
Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik :
Ali Muhammad, S.IP., M.A., Ph.D.
·
Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan :
dr. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes.
Pendidikan
Saat ini UMY memiliki 8
fakultas, yaitu :
·
Program Vokasi/Politeknik UMY (D III)
·
Program Studi Magister Studi Islam